Presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf
Kalla telah menetapkan rancangan kabinet yang akan membantu
pemerintahannya. Kabinet menteri Jokowi nantinya terdiri dari 34 kementerian.
Meski terjadi pemangkasan dari kabinet Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY), namun arsitektur ini masih dianggap gemuk dan bagi-bagi
kursi pemerintahan untuk partai politik pendukung.
Ekonom sekaligus Pendiri Pusat Data Bisnis Indonesia, Christianto
Wibisono mengaku pasrah dengan keputusan Jokowi yang telah membentuk 34
Kementerian.
"Sudah ditetapkan seperti itu ya sudah, karena realitas politiknya begitu. Bagaimana saya bisa memaksakan, nggak mungkin juga," ungkap dia kepada wartawan usai Seminar Ikatan Perstatistikan Indonesia, Jakarta, Jumat (19/9/2014).
Christianto menganggap, struktur Kabinet Jokowi itu tergolong gemuk. Masih ada ruang untuk terus dirampingkan hingga belasan Kementerian saja.
Dalam catatannya, negara sebesar Amerika Serikat hanya terdapat 15
Kementerian, lalu Jerman sebanyak 16 Kementerian dan Prancis 17
Kementerian.
"Masih terlalu gemuk, sebab LAN saja berani menyebut 20, 24 dan 27
Kementerian tapi tetap maunya 34. Padahal AS cuma belasan Kementerian,"
ucapnya.
Perampingan Kabinet Jokowi menjadi 34 kementerian tetap mempertimbangkan kepentingan partai politik pendukung.
"Partai yang ngantre kan banyak, kalau nggak dibagi (kursi) nggak akan didukung. Jika nggak didukung nggak bakal jadi Presiden. Jadi ini cuma mengakomodasi politik saja," cetus Christianto. (Fik/Nrm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar