Tidak ada yang perlu diragukan dari Sony dalam hal desain. Material dan finishing yang sempurna membuat produk-produk Sony, terutama untuk kelas menengah dan atas, selalu tampil prima. Tidak terkecuali phablet terbaru Sony Xperia T3 yang terasa nyaman saat digenggam.
Begitu pula halnya dalam pemilihan hardware. Spesifikasi yang dibenamkan pada phablet ini sudah mencukupi untuk menjalankan aplikasi-aplikasi masa kini. Keputusan terakhir yang sangat menentukan bergantung pada satu faktor: harga. Di Indonesia, Sony Xperia T3 dijual dengan harga Rp4.499.000.
Specification
- Chipset : Qualcomm MSM8928-2 Snapdragon 400
- CPU : 4-core 1,4 GHz
- Internal Storage: 8 GB
- External Storage: Ya
- Sistem Operasi: Android 4.4
- RAM : 1 GB
- Layar : 5,3 inci
- Resolusi : 1280 x 720 piksel
- Dimensi : 15 x 7,7 x 0,7 cm
- Bobot : 148 gram
- Baterai : Li-Ion 2.500 mAh
- Kamera : 8 MP (belakang) dan 1,1 MP (depan)
- Paket Penjualan : Manual, Earphone, Charger, Kabel data
- Bluetooth : Ya
- Jaringan : GSM (Single SIM)
- NFC : Ya
- Wi-Fi : Ya
- Micro USB : Ya
- Radio : Ya
- Browser : HTML 5
- Proteksi : N/A
- GPS : Ya
- Anti-air : Tidak
- Anti-debu : Tidak
- Warna : Black, White, Purple
Handling
Sony Xperia T3 adalah sebuah smartphone berlayar besar. Ukuran layarnya yang 5,3 inci membuat Xperia T3 termasuk dalam kategori phablet (smartphone-tablet), sebutan untuk smartphone dengan layar lebih dari 5 inci namun kurang dari 7 inci. Oleh karena itu, Xperia T3 terasa cukup besar ketika digenggam dengan satu tangan.
Meskipun begitu, Sony tetap benar-benar memperhitungkan kenyamanan dan keamanan penggunanya. Ukuran fisik Xperia T3 yang cukup besar diimbangi dengan bobot yang ringan (148 gram) dan ketebalan hanya 0,7 cm. Selain itu, Sony menggunakan bahan sejenis karet untuk melapisi bagian belakangnya agar tidak licin. Bingkai di bagian sisi kiri dan kanan yang permukaannya dibuat sedikit berlekuk juga sangat membantu pengguna untuk menggenggam Xperia T3 dengan mantap.
Seperti smartphone lain yang termasuk dalam kategori phablet, Xperia T3 juga memiliki karakteristik handling yang sama yaitu cukup sulit untuk digunakan dengan satu tangan. Layarnya yang lebar membuat beberapa tampilan menu sulit dijangkau dengan ibu jari sewaktu kamu menggunakannya sambil berdiri di angkutan umum, misalnya. Terlebih lagi bagi pengguna yang tangannya kecil.
Oleh karena itu, kami sarankan untuk menyimpan Xperia T3 di saku kemeja atau celana saat kondisi penggunaannya kurang ideal. Pasalnya, meskipun fisik Xperia T3 cukup besar namun masih bisa masuk ke dalam saku dengan cukup nyaman.Satu hal yang kami rasa cukup mengganggu adalah posisi kamera belakang. Letaknya berada di sudut kiri atas nyaris di pojok bodi. Ketika kami mencoba mengambil gambar, kamera kerap terhalang jari sehingga terasa mengganggu. Ini terjadi karena telapak tangan harus membuka cukup lebar untuk menyesuaikan dengan lebar bodi Xperia T3 saat hendak mengambil gambar.
Software
Sony tidak banyak membuat kustomisasi pada user interface-nya. Pengguna setia smartphone Sony pasti sudah akrab dengan interface khas Sony Xperia UI yang elegan tanpa terlalu banyak aksesori. Ini tentu memudahkan, baik pengguna setia Sony maupun pengguna yang baru beralih menggunakan produk Sony.
Sony Xperia T3 sudah dibekali Android KitKat 4.4.2 sebagai OS-nya. Meskipun tidak banyak kustomisasi pada user interface-nya, Sony tetap menyajikan beberapa sentuhan untuk meningkatkan pengalaman penggunanya. Di antaranya adalah drop down bar yang menampilkan berbagai notifikasi (SMS, e-mail, messaging, dan lain-lain) yang mengalamiredesign kecil. Selain itu, fitur recent apps kini menyediakan favourite bar untuk mengakses berbagai aplikasi yang paling sering digunakan dengan lebih cepat.
Yang cukup menarik dari user interface Xperia T3 adalah side bar yang terletak di sisi kiri layar. Fungsi side bar ini adalah untuk mengatur tampilan aplikasi di app drawer. Pengguna bisa mengatur secara manual, berdasarkan urutan abjad, urutan waktu peng-install-an aplikasi, atau hanya menampilkan aplikasi-aplikasi yang paling sering digunakan. Side bar ini juga bisa digunakan untuk meng-uninstall aplikasi dan mengakses Play Store.
Hardware
Sebagai smartphone kelas menengah, spesifikasi hardware Xperia T3 tidak jauh berbeda dengan produk lain di kelasnya seperti Lenovo S850, LG L90, bahkan Motorola Moto G. Oleh karena itu, kinerja Xperia T3 pun tidak istimewa namun tetap memuaskan.
Ketika menjalankan empat sampai lima aplikasi secara bersamaan, kami tidak mengalami lagataupun hang. Bahkan ketika kami membuka beberapa tab sekaligus di browser Chrome sambil menjalankan beberapa aplikasi lain, semuanya berjalan dengan mulus. Perpindahan dari satu aplikasi ke aplikasi lain atau scrolling layar ke atas dan ke bawah bisa dilakukan dengan lancar tanpa tersendat.
Akan tetapi, lain ceritanya ketika Xperia T3 digunakan untuk bermain game. Bukan masalah kalau Xperia T3 digunakan memainkan game-game kasual seperti Clash of Clans, Swing Copters, Flappy Bird atau Subway Surfers. Tapi kalau ingin memainkan game-game dengan tampilan grafis yang “wah” seperti Real Racing 3 dan Modern Combat 5: Blackout, Xperia T3 bukan pilihan yang tepat. Pasalnya, akan terasa lag pada saat game ini dijalankan.
Layar Xperia T3 menggunakan IPS LCD capacitive touchscreen. Untuk menyempurnakan gambar yang ditampilkannya, Sony membenamkan fitur Triluminos Display dan Mobile BRAVIA Engine 2. Hasilnya bisa kami rasakan ketika memutar video dengan resolusi 720p dan 1080p. Gambar kedua video itu tampil jernih dengan saturasi dan kontras warna yang cukup natural. Hasil yang sama juga kami dapatkan ketika melihat foto.
Sayangnya, tampilan layar yang memuaskan itu membuat kinerja baterai Xperia T3 kedodoran. Baterai Li-Ion 2.500 mAh-nya pun jadi terasa kurang mencukupi. Pasalnya, layar smartphone ini menyedot daya yang cukup besar supaya bisa menghasilkan tingkat kecerahan yang baik.
Fitur lain yang juga cukup menyedot daya adalah fungsi getar setiap kali kita menekan keyboard. Getarannya yang cukup keras tentu membutuhkan pasokan daya yang lumayan. Terlebih lagi fungsi itu diset menjadi default oleh Sony sehingga pengguna harus menonaktifkannya secara manual.
Benchmark
Sebagai smartphone kelas menengah, Xperia T3 termasuk memuaskan meskipun tidak bisa dibilang istimewa. Untuk penggunaan standar seperti browsing, chatting dengan aplikasi messenger (WhatsApp, BlackBerry Messenger (BBM), Line, Kakao Talk), mengakses media sosial, dan memainkan game kasual, Xperia T3 bisa melakukannya dengan baik. Tapi tidak demikian halnya saat memainkan game berat.
Untuk menguji performanya, kami menggunakan aplikasi benchmark sintetis. AnTuTu Benchmark kami gunakan untuk mengukur performa prosesor. Berdasarkan hasil pengujian, CPU quad-core 1,4 GHz yang disematkan mampu mengungguli rivalnya yang dipasangkan dengan chipset lain pada Xiaomi Redmi.
Pengujian performa baterai kami lakukan dengan menggunakan AnTuTu Tester. Kapasitas baterai Li-Ion 2.500 mAh ternyata masih kewalahan dalam memasok daya yang diperlukan dibandingkan baterai Xiaomi Redmi yang kapasitasnya lebih kecil.
Aplikasi 3D Mark Ice Storm Unlimited kami pilih untuk menguji performa grafis. Di sini, GPU Adreno 305 yang dipadukan Qualcomm MSM8928-2 Snapdragon 400 mampu mengungguli GPU PowerVR SGX544MP2 yang dipasangkan dengan MediaTek MT6589T.
SunSpider kami gunakan untuk menguji responsivitas saat browsing menggunakan Google Chrome. Berdasarkan hasil benchmark, Xperia T3 masih cukup andal saat digunakan untuk browsing.
Imaging
Untuk urusan foto maupun video, Sony tidak mau main-main. Kamera utama dengan resolusi 8 MP yang terdapat pada Xperia T3 dibekali dengan sensor Exmor RS for mobile image sensor. Selain itu, ada pula fitur SteadyShot untuk mengurangi getaran saat mengambil gambar sehingga gambar yang dihasilkan tidak blur (kabur).
Fitur-fitur kamera Xperia T3 sangat lengkap. Berbagai mode pemotretan tersedia, baik yang otomatis maupun manual. Bahkan, Sony juga menyediakan aplikasi terintegrasi yang bisa digunakan untuk menghasilkan kreasi foto yang menarik.
Kami melakukan pengujian kamera di dalam dan di luar ruangan. Untuk pemotretan di dalam ruangan, kami menggunakan objek yang sama dan kamera diset pada mode Auto. Pemotretan pertama di dalam ruangan kami lakukan tanpa menggunakan flash. Hasilnya, detail objek kurang bisa ditampilkan dengan baik. Warna yang tampil pun cenderung dominan kuning.
Pada pengujian di dalam ruangan berikutnya, kami memotret objek yang sama dengan menggunakanflash dan menempatkan fokus pada jagung. Hasilnya sedikit lebih baik, namun masih belum memuaskan.
Ketika digunakan untuk memotret di luar ruangan, hasilnya juga tidak jauh berbeda. Dengan menggunakan mode Auto dan tanpa flash, foto yang dihasilkan terlihat kurang tajam. Detail pada dedauanan tidak bisa ditangkap dengan baik. Perbedaan warna hijau tanaman satu dan yang lainnya juga tidak terlalu terlihat jelas.
Verdict
Sony Xperia T3 bukan smartphone yang akan menjadi raja di kelas menengah. Performanya memang sudah memuaskan untuk digunakan sehari-hari. Namun sayangnya, kemampuan kamera dan daya tahan baterainya menjadi nilai minus yang membuatnya urung menjadi pilihan utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar